LAPORAN KEUANGAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Disusun Oleh :
Risdiana Ulfa (1405015086)
D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam sebuah perusahaan aktivitas manajerial seperti perencanaan keuangan merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan, Sehingga perencanaan keuangan ini merupakan seutu hal yang penting dan merupakan sebagai pedoman pelaksanaan aktivitas di masa mendatang. Proyeksi Laporan keuangan dalam sebuah perushaan harus dilaksanakan karena dengan adanya poryeksi ini maka memberikan kemudahan dan memberikan informasi atas proyeksi keuangan yang mana akan menjadi sebuah pedoman dalam menjalankan sebuah berusahaan. Dengan hal itu maka kami sebagai pemakalah akan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Proyeksi Laporan Keuangan” dimana kami akan membasah mengenai dasar proyeksi laporan keuangan, laporan keuangan pro forma, proyeksi anggaran kas, dan proyeksi keuangan dengna metode persentase terhadap penjualan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dasar Proyeksi Laporan keuangan ?
2. Seperti apa laporan keuangan pro forma ?
3. Seperti Apa proyeksi anggaran kas?
4. Seperti apa proyeksi keuangan dengan metode persentase terhadap penjualan?
C. Tujuan
1. Mengetahu Dasar Proyeksi Laporan Keuangan
2. Mengetahui laporan keuangan proforma
3. Mengetahui proyeksi anggaran kas
4. Mengetahui keuangan dengan metode persentase terhadap penjualan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Proyeksi Keuangan
Proyeksi keuangan merupakan aktivitas manajerial yang umum. Manajer manganalisis catatan perusahan yang lampau uantuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengarahui kekayaan pemegang saham. Sebagai contoh, manajer mungkin merencakaan perubahan struktur modal atau struktur portofolio investasinya. Perencanaan keuangan sendiri merupakan suatu penyusunan tindakan bagi perusahaan bagi perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan aktivitas di masa mendatang. [1][1] Perusahaan-perusahaan yang berkecenderungan memandang kedepan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukan pada masa yang akan dating. Sehingga dalam pelaksanaanya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegang pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya.[2][2]
Dasar proyeksi keuangan tergantung dari macam perencanaan yang dibuat. Jika perusahaan membuat proyeksi laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, maka dasar perencanannya yang terbaik adalah posisi laporan keuangan terakhir. Sedangkan jika perusahaan akan membuat anggaran-anggaran kas maka dasar perencanaan yang baik adalah menilainya dengan rencana penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode yang direncanakan. [3][3] Proyeksi laporan keuangan hanyanlah sebagaian dari proses perencanaan perusahaan dengan mana perusahaan menempatkan aktivitas perusahaan di masa depan yang berkaitan dengan lingkungan ekonomi, persaingan, teknis dan social yang berkaitan. Ketika rencana-rencana bisnis dikembangkan, hal ini biasanya distrukturkan disekitar sasaran dan tujuan spesifik yang ditentukan secara bersama oleh organisasi dan subkelompoknya. Rencana-rencana ini biasanya menyatakan strategi dan tindakan untuk mencapai hasil-hasil jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Proyeksi laporan keuangan akan memudahkan perusahaan untuk melihat keadaan di tahun akan datang.[4][4]
B. Laporan Keuangan Pro forma
Proyeksi pro forma dapat dilakukan pada setiap tingkatan rincian yang diinginkan. Dalam bentuk ringkas, ini merupakan salah satu laporan yang paling banyak digunakan untuk membuat taksiran secara cepat. Laporan ini terutama disenangi oleh para pejabat pinjaman bank, yang harus menilai kredit suatu perusahaan klien dari sudut pandang total keuangan. Rencana terinci tidak diperlukan untuk membuat laporan pro forma yang lengkap. Meskipun hasil proses perencanaan formal akan meningkatkan ketepatan. Sebaliknya, rasio-rasio yang dipilih dapat digunakan untuk membuat laporan yang keseluruhannya memuaskan, terutama pada pandangan pertama. Seperti yang akan kita peragakan, aspek penting dari analisis pro forma adalah kemampuan untuk menemukan kebutuhan dana yang diperlukan bagi perusahaan per tanggal penyusunan neraca pro forma. [5][5]
Laporan keuangan pro forma merupakan suatu alat yang penting untuk manajer keuangan. Proses penyusunannya dapat cukup sederhana, jika hanya untuk satu periode perencanaan dan atas dasar satu kondisi tertntu. Tetapi laporan keuangan juga dapat menjadi rumit, jika proyeksi dilakukan untuk beberapa periode dan dengan dasar beberapa asumsi. Untuk mendapatkan suatu proyeksi laporan keuangan yang baik diperlukan suatu analisis tentang hubungan antara berbagai rekening neraca dan laba rugi. Sebagai contoh adalah hubungan antara piutang dan penjualan serta kebijakan kredit yang diambil perusahaan. Sebagai ilustrasi untutuk menyusun laporan keuangan proforma ini diberikan contoh sebagai berikut :[6][6]
Neraca PT. BCC
Per 31 Desember 1987
(dalam ribuan rupiah)
Aktiva Pasiva
Kas 135.000 Utang Dagang 256.500
Piutang 346.500 Utang jangka panjang 120.000
Persediaan 45.000 Modal Saham 180.000
Mesin-mesin 300.000 Laba yang ditahan 150.000
Penyusutan mesin (120.000)
180.000
Total aktiva 706.500 Total Pasiva 706.500
Kemudian, untuk tengah tahun 1988 PT. Ratubilqis melakukan proyeksi atas beberapa transaksi keuangan sebagai berikut:
1) Penjualan barang bernilai Rp. 600.000.000 dengan harga pokok sebesar Rp. 480.000.000. Atas penjualan ini 40 % akan diterima pada tengan tahun pertama 1988 dan 60 % lagi akan diterima pada pertengah tahun kedua.
2) Membeli barang dengan harga Rp 540.000.00. Atas Pembelian ini 70 % akan dibayar pada semester pertama, dan sisanya pada semester kedua.
3) Diperkirakan saldo piutang per 31 Desember 1987 akan dapat ditagih semua
4) Atas saldo utang dagang per 31 Desember 1987 akan dibayar lunas pada semester pertama 1988.
5) Bunga atas utang jangka panjang untuk semester pertama 1988 sebesar Rp. 3.000.000 akan dibayar.
6) Dividen atas laba tahun 1987 sebesar Rp. 22.500.000 akan dibayar pada semester pertama Rp. 4.500.000
7) Pajak penghasilan atas Mesin-mesin pada semester pertama 1988 adalah Rp. 4.500.000
8) Pajak penghasilan sebesar 40 % dibayar semester pada tahun 1988.
Berdasarkan proyeksi transaksi yang akan dilakkukan ini, PT. BCC kemudian, dapat menyusun laporan keuangan pro-Forma.
Neraca PT.BCC 30 Juni 1988 tampak sebagai berikut :
Neraca PT.BCC
31 Desember 1988 (dalam ribuan rupiah)
Aktiva Pasiva .
Kas 16.500 Utang Dagang 162.000
Piutang 360.000 Utang Jangka Panjang 120.000
Persediaan 105.000 Modal saham 180.000
Mesin 300.000
Penyusutan Mesin 125.50
Piutang 360.000 Utang Jangka Panjang 120.000
Persediaan 105.000 Modal saham 180.000
Mesin 300.000
Penyusutan Mesin 125.50
17.500
Total Aktiva 657.000 Total Pasiva 657.000
Total Aktiva 657.000 Total Pasiva 657.000
Sedangkan Laporan Laba Rugi Laba Pro-Forma PT. Jakarta untuk periode 1 Januari 1988 sampai dengan 30 juni 1988 adalah sebagai berikut :
Laporan Rugi/Laba PT.BCC
1 Januari – s/d 30 Juni 1988 (dalam ribuan rupiah)
Penjualan Rp. 600.000
Harga pokok penjualan Rp. 480.000Laba Kotor Rp. 120.000
Penyusutan Mesin Rp. 4.500
. Rp. 115.500
Bunga atas Utang Jangka Panjang Rp. 3.000Laba sebelum pajak Rp. 112.500
Pajak 40 % Rp 45.000
Laba sesudah Pajak Rp. 67.500
Harga pokok penjualan Rp. 480.000Laba Kotor Rp. 120.000
Penyusutan Mesin Rp. 4.500
. Rp. 115.500
Bunga atas Utang Jangka Panjang Rp. 3.000Laba sebelum pajak Rp. 112.500
Pajak 40 % Rp 45.000
Laba sesudah Pajak Rp. 67.500
Penjelasan per rekening dari Neraca dan Rugi Laba dapat diuraikan sebagai berikut:
( dalam ribuan rupiah )
( dalam ribuan rupiah )
1. Kas
Persedian kasa awaal Rp. 135.000
Penjualan 40 % ( 600.000) Rp. 240.000
Penerimaan dari Piutang Rp. 346.500
Pembelian barang 70% (540.000) Rp. (378.000)
Pembayaran utang dagang Rp. (256.500)
Pembayaran bunga utang jangka panjang Rp. ( 3.000)
Pembayaran deviden Rp. ( 22.500)
Pembayaran pajak penghasilan . Rp. ( 45.000)
Penjualan 40 % ( 600.000) Rp. 240.000
Penerimaan dari Piutang Rp. 346.500
Pembelian barang 70% (540.000) Rp. (378.000)
Pembayaran utang dagang Rp. (256.500)
Pembayaran bunga utang jangka panjang Rp. ( 3.000)
Pembayaran deviden Rp. ( 22.500)
Pembayaran pajak penghasilan . Rp. ( 45.000)
Saldo Kas per 30 Juni 1988 Rp. 16.500
2. Piutang
Piutang awal 1 Januari 1988 Rp. 346.500
Penjualana Kredit Rp. 600.000
Penerimaan atas Piutang Rp. (346.000)
Penerimaan atas Penjualan Kredit . Rp. (240.000)
Penjualana Kredit Rp. 600.000
Penerimaan atas Piutang Rp. (346.000)
Penerimaan atas Penjualan Kredit . Rp. (240.000)
Saldo Piutang 30 Juni 1988 Rp. 360.000
3. Persediaan Barang
Persediaan awal 1 januari 1988 Rp. 45.000
Pembelian Barang Rp. 540.000
Penjualan Barang (harga pokok). . Rp. (480.000)
Pembelian Barang Rp. 540.000
Penjualan Barang (harga pokok). . Rp. (480.000)
Saldo Persediaan Barang 30 Juni 1988 Rp. 105.000
4. Penyusutan Mesin
Saldo per 1 Januari 1988 Rp. 120.000
Penyusutan Semester pertama Rp. 4.500
Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 124.500
Penyusutan Semester pertama Rp. 4.500
Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 124.500
5. Utang Dagang
Saldo per 1 Januari 1988 Rp. 256.000
Pembelian batang Rp. 540.000
Pembayaran utang Rp. (256.000)
Pembayaran harga barang (70%x540.000) Rp. 378.000Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 162.000
Saldo per 1 Januari 1988 Rp. 256.000
Pembelian batang Rp. 540.000
Pembayaran utang Rp. (256.000)
Pembayaran harga barang (70%x540.000) Rp. 378.000Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 162.000
6. Laba Yang ditahan
Saldo Laba per 1 Januari 1988 Rp. 150.000
Laba dari opersaional semester 1 Rp. 67.500
Pembayaran dividen Rp. (22.500)Saldo Laba per 30 Juni 1988 Rp. 195.000
Saldo Laba per 1 Januari 1988 Rp. 150.000
Laba dari opersaional semester 1 Rp. 67.500
Pembayaran dividen Rp. (22.500)Saldo Laba per 30 Juni 1988 Rp. 195.000
Dengan penjelasan perhitungan ini, Laporan Keuangan Pro-Forma yanf disusun dapat ditelusuri angka-angkanya.
C. Proyeksi Anggaran Kas.
Anggaran merupakan suatu perencanaan aktivitas yang digunakan sebagai dasar untuk koordinasi pelaksanaan aktivitas tersebut. Dalam suatu anggaran akan dinyatakan kebutuhan pembiayaan dari perusahaan, dan merupakan ukuran pelaksanaan aktivitas kerja. Aktivitas operasional perusahaan dievaluasi performancenya dengan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Setiap penyimpangan antara realisasi dan angggaran akan dianalisis untuk digunakan sebagai dasar koreksi atas aktivitas yang digunakan, atau untuk dasar penyusunan anggaran berikutnya. Dengan demikian anggaran mempunya beberapa fungsi yaitu : perencanaan, evaluasi performance, dan koordinasi pelaksanaan aktivitas. [7][7]
Anggaran kas sesuai namanya, merupakan suatu perencanan atas arus kas perusahaan. Anggaran kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan, atau minggu demi minggu yang sangat spesifik yang lazim disiapkan oleh staf keuangan suaut perusahaan. Anggara ini secara tegas memutuskan perhatian pada kehadian spesifik dari penerimaan dan pembayaran kas. Manajer keuangan yang menggunakan anggaran kas akan sangat berkepentingan dalam mengamati tingkat perubahan perkiraan kas, yang harus dipertahankan pada tingkat yang mencukupi agar memungkinkan pembayaran kewajiban yang tepat waktu pada saat jatuh tempo. Konsekuensinya, manajer keuangan harus merencakan aktivitas kas untuk mencerminkan rincian secara sangat spesifik penentuan waktu dari arus masuk dan arus keluar kas sebagai tanggapan terhadap aktivitas operasi dan investasi yang direncanakan.[8][8]
Dalam menyusun anggaran kas, jadwal waktu atas taksiran penerimaan dan pengeluaran kas harus ditetapkan. Jadwal ini menunjukkan, periode ke periode, pengaruh bersih dari aktivitas yang diproyeksikan terhadap saldo kas. Pemilihan selang waktu yang tercakup oleh anggaran kas bergantung pada sifat perusahaan dan syarat perdagangan yang berlaku saat itu. Jika flukstuasi harian cenderung besar, seperti dalam bisnis perbangkan, proyeksi hari demi hari mungkin diperlukan. Dalam kasus lain, proyeksi mingguan, bulanan atau bahkan triwulan akan mencukupi.[9][9] Penggangaran kas, secara prinsip sangat sederhana. Dimana tagihan yang jatuh tempo ditandingkan dengan penerimaan dari cek gaji, cek deviden, pembayaran bunga dan sebagainya. Penandinganya ini diperlukan untuk menentukan kebutuhan dana karena itu mempengaruhi saldo kas yang tersedia untuk pembayaran.
D. Proyeksi Keuangan dengan Metode Persentase terhadap penjualan.
Salah satu metode yang digunakan untuk mengestimasi level dari aktiva, pasiva atau biaya adalah dengan mempergunakan suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Dengan mempergunakan suatu persentase tertentu ini, hakikatnya telah diasumsikan bahwa terdapat hubungan proposionalitas antara aktiva, pasiva dan biaya dengan penjualan. Persentase yang digunakan, dihitung dari data laporan keuangan dikaitkan dengan tingkat penjualan. Kemudian Anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan.[10][10]Proyeksi laporan keugan dengan metode persentase tentu dapat digunakan untuk mengestimasi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Karena periode perencanaan yang lebih panjang ini, detail daripada komponen yang direncanakan kutang ditekankan. Melainkan focus untuk mengestimasi kebutuhan pembiayaan perusahaan untuk jangka waktu yang cukup panjang.[11][11]
Teknik yang digunakan untuk memproyeksi kebutuhan keuangan ini dapat dijelaskan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Hitung proporsi dari aktiva lancar dan aktiva tetap terhadap penjualan. Proporsi ini diasumsikan tetap sama untuk periode proyeksi tahunan yang akan datang.
2. Hitung kenaikan dalam total aktiva yang disebabkan oleh kenaikan penjualan. Kenaikan dalam total aktiva ini harus dibiayai dengan sumber dana baik dengan utang atau modal sendiri.
3. Sumber dana utang diperoleh antara lain dari sumber spontan, yaitu utang dagang, dan biaya-biaya yang akan dibayar karena timbulnya penjualan.
4. Kekurangan dari sumber dana ini dapat dibiayai dari Retained Earnings sesudah dikurangi deviden dan pembiayaan dari utang luar lainya.
Teknik penentuan kebutuhan pembiayaan dari luar ini secara sederhana dapat diformulasokan sebagai berikut :
EF = [{(TA-CL)/So}x ^S] - {(SI x NPM) (1- DP)}
Dimana :
EF = Dana luar yang dibutuhkan
TA = Total aktiva perusahaan
CL = Utang Lancar
So = Penjualan pada tahun awal
^S = Tambahan penjualan yang direncakan
SI = Penjualan pada tahun proyeksi 1
NPM = Net profit Margin
DP = Rasio Pembayaran Dividen Terhadap Earnings per share (dividen pay out ratio)
TA = Total aktiva perusahaan
CL = Utang Lancar
So = Penjualan pada tahun awal
^S = Tambahan penjualan yang direncakan
SI = Penjualan pada tahun proyeksi 1
NPM = Net profit Margin
DP = Rasio Pembayaran Dividen Terhadap Earnings per share (dividen pay out ratio)
Untuk ilustrasi tentang penentuan dana luar ini, kita ambil data laporan PT. BCC per 31 Desember 1987 yaitu :
Total aktiva 706.500.000
Total utang lancar 600.000.000
Penjualan tahun 1987 600.000.000
Laba bersih sesudah pajak 11,25 %
Dividen atas laba per saham 60 %
Misalkan pada tahun 1988, PT BCC mengestimasikan jumlah penjualanya adalah 750.000.000, maka kebutuhan dana luar dapat diperhitungkan sebagai berikut ; (perhitungan dalam ribuan).
EF = [{706.500-256.500) : 600.000} x 150.000] – [(750.000 x 0,1125) (1- 0,60)]
EF= 112.500 - 33.750
EF= 78.750
Dari perhitungan ini terlihat bahwa PT. BCC akan meningkatkan penjualanya maka aktivanya akan meningkatkan pula dan perusahaan harus mencari dan luar sebanyak Rp. 78.750.000. Proyeksi kebutuhan dana pembiayaan untuk periode tahun berikutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama. Jika proyeksi penjualan telah ditentukan, kebutuhan dana luar dapat pula dihitung. Dengan demikian perusahaan dapat mengantisipasi mencari dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaannya.
BAB III
KESIMPULAN
Proyeksi keuangan sendiri merupakan suatu penyusunan tindakan bagi perusahaan bagi perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan aktivitas di masa mendatang. Proyeksi pro forma dapat dilakukan pada setiap tingkatan rincian yang diinginkan. Laporan keuangan pro forma merupakan suatu alat yang penting untuk manajer keuangan. Proses penyusunannya dapat cukup sederhana, jika hanya untuk satu periode perencanaan dan atas dasar satu kondisi tertntu. Tetapi laporan keuangan juga dapat menjadi rumit, jika proyeksi dilakukan untuk beberapa periode dan dengan dasar beberapa asumsi. Proyeksi Anggaran kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan, atau minggu demi minggu yang sangat spesifik yang lazim disiapkan oleh staf keuangan suaut perusahaan. Anggara ini secara tegas memutuskan perhatian pada kehadian spesifik dari penerimaan dan pembayaran kas. Proyeksi laporan keugan dengan metode persentase tentu dapat digunakan untuk mengestimasi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Karena periode perencanaan yang lebih panjang ini, detail daripada komponen yang direncanakan kutang ditekankan.
[1][1] Mohamad Muslich, Manajeman Keuangan Modern, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2003, h.80
[2][2] Gunawan Adisaputro, Anggaran Perusahaan, Yogyakarta, BPFE, 200, h. 5
[3][3] Op, cit., h.80
[4][4] http://akuntan-si.blogspot.com/contoh-proyeksi-laporan-keuangan.html.diunduh-28-11-2013-13.00.
[5][5] Richard D. Irwin, Techniques of financial Analysis, Jakarta, Erlangga, 1991 h.89
[6][6] Mohamad Muslich Op.cit h.81
[7][7] Mohamad Muslich, Op. cit., h. 89
[8][8] Richard D. Irwin, Op. cit., h. 96
[9][9] Richard D. Irwin, Op. cit., h. 97
[10][10] Agus Ahayari, Anggaran Perusahaan : Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta, BEFE, 1989), h. 34
[11][11] Mohamad Muslich, Op. cit., h.85
itu yang menghitung EF, total utang lancar darimana dapat 256500?
ReplyDelete